Pagi itu aku bangun dengan segar, udara dingin kota Bukittinggi
membuat nyaman meski semalam melalui perjalanan panjang. Hotel Dymens
berada di pusat kota, tak jauh dari Jam Gadang. Menurut
teman kami –Herry– yang tinggal di Bukittinggi, Hotel ini termasuk
hotel yang sudah lama berdiri dan hingga kini masih bertahan. Namun
sayang, tampaknya tak ada peningkatan fasilitas yang bisa membuat hotel
ini diminati, sehingga mungkin kalah bersaing dengan Novotel atau hotel
baru lainnya. Tetapi hotel ini masih cukup ramai dengan berbagai acara
dan tamu terutama rombongan.
Kebetulan di Bukittinggi saat itu diadakan pertemuan seluruh gubernur di Indonesia, dan pertemuan internasional alumni ESQ Training asuhan Ary Ginanjar. Meski begitu suasana Bukittinggi secara keseluruhan boleh dibilang tak terlalu ramai. Tak pernah macet kecuali di sebelah Pasar Atas yang dipenuhi dengan angkot dan bus.
Kebetulan di Bukittinggi saat itu diadakan pertemuan seluruh gubernur di Indonesia, dan pertemuan internasional alumni ESQ Training asuhan Ary Ginanjar. Meski begitu suasana Bukittinggi secara keseluruhan boleh dibilang tak terlalu ramai. Tak pernah macet kecuali di sebelah Pasar Atas yang dipenuhi dengan angkot dan bus.
Pagi itu aku dan arcon berjalan-jalan melihat Jam Gadang dan Pasar Atas. Suasana pagi di Bukittinggi tak terlalu ramai. Kami menyusuri jalan menuju Jam Gadang lewat Pasar Atas. Suasana pasar juga tak terlalu ramai meski jam telah menunjuk pk 8.30. Banyak lapak yang baru dibuka. Pertama kami menuju Jam Gadang dan tentu berfoto-ria. Menikmati panorama di sekitar Jam Gadang. Di kejauhan tampak Bukittinggi diapit Gunung Merapi dan Singgalang. Cuaca cerah ini tidak kami nikmati di hari-hari selanjutnya ketika kami di Bukittinggi. Sebagai daerah dataran tinggi, Bukittinggi layaknya Bogor, curah hujan tinggi dan di beberapa tempat sering berkabut.
Di Pasar Atas, terdapat banyak lapak penjual cinderamata, mulai dari
baju, pernik-pernik khas Minangkabau, hingga lukisan. Sama seperti
penjual di manapun di Indonesia, mereka punya kepercayaan penjual
pertama adalah “penglaris” jadi bisa mendapatkan harga termurah. Nggak
ngecek juga sih apakah pas hari sudah siang harga bertambah mahal atau
sama saja. Arcon, temenku segera memilih-milih kaos dan cinderamata,
kalau aku milih nanti-nanti saja di hari terakhir biar gak repot
bawaannya.
Kemudian kami sempat bertanya dimana letak Pasar Lereng dan Pasar di
Bawah, yang ternyata saling menyambung. Sebelum berangkat dan membaca
referensi, kami pikir ketiga pasar tersebut berjauhan letaknya, ternyata
berderet dan memang menunjukkan posisi. Pasar Atas letaknya berhadapan
dengan Jam Gadang dan memang paling tinggi, kalau mau turun akan lewat
Pasar Lereng yang terdapat banyak makanan tepatnya di Los Lambuang, dan
kami mampir untuk makan pagi. Di jalan, ada yang jual Dadiah atau susu
fermentasi khas Padang, dibuat di dalam tempat bambu, biasanya dimakan
dengan emping atau ketan. Mungkin bisa disamakan dengan yogurt.
Di Pasar Lereng terdapat banyak warung makanan yang biasanya disebut
nama pemiliknya, ada Nasi Kapau Uni Lis yang terkenal, ada juga Uni Er
yang kata banyak orang rasanya tak kalah nendang. Kami memilih mencoba
makanan di Uni Er, secara kata orang lebih murah dari Uni Lis, semua
lauk dihidangkan di depan jadi memudahkan pembeli langsung memilih jenis
lauk. Makanan yang jauh dari penjual diambil dengan menggunakan sendok
sayur bertangkai panjang.
Aku mencoba gulai tambusu yang khas Padang. Usus sapi yang didalamnya
diisi dengan tahu. Minumnya aku coba teh taluak ato teh telur. Pokoknya
nyoba makanan yang belum pernah dicoba deh. Dan rasanya uenak tenan…
meski dengan harga yang tidak murah Rp. 12.000 untuk nasi kapau+ gulai
tambusu, dan teh telur Rp. 3.500, jadi analisis arcon warung-warung ini
untuk konsumsi turis, tidak untuk penduduk Bukittinggi itu sendiri.
Setelah makan, kami berkeliling lagi menikmati suasana Pasar,
barang-barang yang dijual, cindera mata, dan macam-macam karipiak
sanjai. Baru pukul 10.30 sampai lagi di hotel. Goklas yang baru bangun
tidur segera kami sodori gulai tambusu.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.