Rabu, 05 Oktober 2011

Danau Singkarak – Solok

singkarak1
Perjalanan menuju Danau Singkarak dari Padangpanjang tak terlalu lama, hanya 30 menit. Dan kami mulai mencari tempat parkir di pantainya. Masuk menuju tempat wisata Tanjung Mutiara, ternyata tempat wisata tersebut tak begitu menarik. Ada perahu wisata yang bisa disewa untuk berkeliling di sekitar danau, muat sekitar 20an orang, ada perahu yang dikemudikan berdua. Tapi sangat jarang pengunjung yang memanfaatkan perahu itu, mungkin sewanya yang juga cukup mahal. Yang banyak adalah anak-anak kecil berenang di pantainya. Cuaca lumayan cerah namun berawan tebal, di beberapa sudut danau masih bisa terlihat kecantikan tersembunyi Danau Singkarak yang menunggu penataan lebih lanjut. Ya, keindahan itu masih terkubur.

Danau Singkarak dengan luas sekitar 108km persegi adalah danau terbesar ke-2 di Sumatra setelah Danau Toba. Keunikannya adalah budidaya ikan Bilih yang hanya bisa dilakukan di Danau Singkarak ini. Sebagian besar orang di kampung atau nagari di sekitarnya bertahan hidup dengan menjadi nelayan dan budidaya ikan bilih.
singkarak
Kemudian kami menuju rumah sahabat Arcon, beruntung dia baru melakukan ritual pernikahan. Adat di Solok masih dipegang erat. Budaya matrilinial masih turun-menurun diwariskan. Pihak perempuan menjadi pewaris sah segala harta keluarga. Rumah gadang mempunyai kamar sejumlah anak perempuan yang dipunyai, dan hanya perempuan yang mempunyai kamar karena laki-laki nantinya kalau menikah akan ikut istrinya.
masakanpadang
Beruntung pula akhirnya kami bisa mencoba masakan padang yang asli buatan rumah, apalagi beberapa adalah masakan yang khusus dibuat untuk pesta. Seperti misalnya rendang, makanan ini sebenarnya jarang dibuat karena membutuhkan waktu yang berhari-hari untuk membuatnya, dan rendang yang asli bisa bertahan beberapa hari pula tanpa dimasak. Ada pula ikan bilih, ikan rinuak, dan ketan yang dimakan dengan pisang. Perjalanan pulang kali ini dengan perut penuh karena saat mampir sekalian mengantarkan ke pengantin perempuan kami harus makan lagi. Terlarang hukumnya kalau tak makan…, tidak menghargai nyonya rumah…

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Copyright © 2011. Andy Sutan Mudo . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates