Kamis, 06 Oktober 2011

Spirit Paralayang di Puncak Lawang

ADANG--Kibaran bendera ikut melengkapi perhelatan paralayang siang itu, Minggu (29/5/2011). Itu hari kedua berlangsungnya iven yang digelar ANTEN Biro Perjalanan Wisata setelah resmi dibuka pada Sabtu (28/5/2011) dan berlangsung hingga Selasa (31/5/2011).

Ada 60 paraglider dari sembilan negara yang mengikutinya. Antara lain Jerman, Australia, Amerika, serta lima peserta Asia yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Pakistan dan Uni Emirat Arab. Iven bertajuk "Flying For Fun" ini mendapat sambutan antusias dari pengunjung yang berlibur.

Puncak Lawanglah lokasi paralayang itu. Ya. Sepertinya kawasan ini sudah menjadi tempat favorit bagi paraglider. Dari ketinggiannya, tidak saja terpukau oleh pesona Danau Maninjau dan hamparan sawah. Namun hawanya yang sejuk, area yang datar tanpa semak belukar ternyata menjadi alasan para paraglider betah berhari-hari memanjakan dirinya dengan parasut. Begitu pula tempat "landing"-nya di Bayur, Maninjau  



Potensi ini yang kemudian melatarbelakangi Anwar Soerjomataram, Direktur Anten Wisata melakukan ekspedisi pada 1996. Dari rangkaian ekspedisi yang dilakukannya, ia bertekad mengembangkan Puncak Lawang sebagai kawasan wisata paralayang sebutan olahraga dirgantara ini. Ia gencar melakukan promo sampai ke manca negara, tak terkecuali di Eropa seperti Jerman menggunakan dana pribadi.

"Puncak Lawang adalah kawasan paralayang terbaik di Asia Tenggara, tidak saja karena view  atau pemandangan Danau Maninjau, tetapi titik "take off"-nya pun datar, tempat "landing" dapat dilihat dan kawasan ini sudah alami dengan sendirinya," ujarnya kepada PadangKini.com di Puncak Lawang, Minggu (29/5/2011).

Pada 1998 ia putuskan menyewa lokasi pada pemilik lahan. Di tahun itu juga ia pernah berencana mengadakan iven internasional, namun batal karena menuai hambatan. Anwar lantas tak menyerah dan pada 1999 ia diminta oleh Bupati Agam, Aristo Mundandar waktu itu melakukan survei lagi. Jadilah pada tahun 2000 kawasan ini diujicobakan sebagai tempat penyelenggaraan iven internasional pertama kali.

Sadar potensi ini harus terus dipertahankan, Anwar mulai memperkenalkan olahraga ini kepada masyarakat lokal. Pada tahun 2001, masyarakat Matur dan Bayur, Maninjau diberi pendidikan Paralayang. Tujuannya agar masyarakat lokal bisa menjadi pendamping wisatawan asing di setiap iven.

Puncaknya pada tahun 2004. Geliat paralayang semakin meningkat. Jumlah kunjungan dan peminat dari mancanegara pun kian bertambah. Sampai 2011 ini, iven tahunan masih dilaksanakan. Iven ini tidak terbatas untuk para atlet.    

"Karena paraglider dunia sudah banyak yang tahu Puncak Lawang sangat luar biasa, banyak hal menarik yang mampu disuguhkan kawasan ini," ujarnya.

Selain puncak lawang, di Sumatera Barat Anawar juga mengembangkan olahraga ini di kawasan Bukit Langkisau, Pesisir Selatan, dan di Pusaran Angin, Tanah Datar. Sekali lagi, ia berani katakan bahwa di Agamlah potensi yang sangat luar biasa.

"Kawasan ini yang sudah alami dengan sendirinya, sementara di daerah lain kita mesti merambah hutan dulu dan belum tentu didukung oleh pemandangan yang bagus, itu beda keunikannya," ujarnya.

Maraz, Penerbang Malaysia mengaku senang tahun ini dapat kembali menikmati pemandangan Danau Maninjau dan hamparan sawah. Ia tak pernah absen berparalayang dalam lima tahun terkahir. Baginya pemandangan Danau Maninjau dari angkasa sulit dijumpai di tempat lain.

"Ya, di sinilah tempatnya, saya kagum pemandangannya, sangat indah... saya sudah dua hari ini menikmatinya," ujarnya di lokasi.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Copyright © 2011. Andy Sutan Mudo . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates