Kamis, 06 Oktober 2011

Padang Panjang Kota Wisata



Sebagai daerah perlintasan arus lalu lintas antar kota di Sumatera Barat, Kota Padang Panjang sudah terkenal dari dulu. Dari Padang ke Bukittinggi, Payakumbuh dan Tanah Datar serta Pasaman, orang pasti melewati Padang Panjang. Begitu juga sebaliknya. Namun jarang penumpang yang sengaja turun untuk singgah agak sebentar melepas lelah di kota dingin ini. Itulah yang terjadi di masa lalu.

Akhir-akhir ini, telah terjadi perubahan. Padang Panjang tidak lagi hanya sekadar tempat yang dilalui, atau sekedar dilihat dari dalam mobil. Tetapi banyak orang sudah sengaja mengunjungi Padang Panjang. Seperti untuk menyekolahkan anak, sebab mutu pendidikan daerah ini terbilang bagus. Atau berobat, karena mutu rumah sakit di kota ini terjamin hebat. Malah ada yang sengaja ke Padang Panjang untuk mencicipi kulinernya yang amat terkenal. Sebutlah Sate Mak Syukur dan Rumah Makan Pak Datuak.


Tidak sedikit orang dari luar daerah yang hanya datang tersebab kepincut hendak memakan makanan yang dua ini. Hingga, keluarlah istilah di Gedung DPR RI di Jakarta, “Tidak terasa kalau ke Padang Panjang bila tidak singgah di Sate Mak Syukur”. Ini memang kenyataan.

Namun demikian, Ketua DPRD Kota Padang Panjang, Novi Hendri, SE, MSi mengatakan, ada lagi yang lebih menarik di Padang Panjang, yaitu wisata alamnya. Karena itu pula, baru-baru ini Novi Hendri sangat mendukung kegiatan yang diadakan Panitia Lomba Fotografi yang mengambil pemandangan alam kota ini.

Sejak dua pekan lampau, sudah banyak Fotografer nasional yang keliling Padang Panjang membidik sasaran yang mereka sukai. “Ada yang mengambil foto transaksi di pasar sayur, ada yang sengaja naik ke puncak Bukit Tui dan ada juga yang mengabadikan pemandangan indah di jembatan kembar Silaiang Bawah,” kata Andi salah seorang panitia.

Untuk mendukung keberadaan wisata alam di kota ini, Pemko Padang Panjang sejak tiga tahun lalu, juga sudah bekerjasama dengan Mifan Water Park & Resort Padang Panjang, yang dikelola PT Niagara Fantasy Island. Kehadiran Mifan ini, telah banyak membawa dampak positif kepada pencitraan pariwisata kota ini. Setidaknya di hari Sabtu dan Minggu, banyak pendatang dari luar daerah yang berlibur ke Padang Panjang. Ada yang dari provinsi tetangga seperti Riau dan Jambi.

Pengakuan dari Rohim, 49 th, asal Pekanbaru, setiap dua bulan sekali, dia datang bersama keluarganya ke Padang Panjang untuk menikmati hawa sejuk kota tertib rokok ini. Rohim dan keluarganya memilih menginap di Padang Panjang. Mereka seharian bermain di Mifan, setelah malam tiba bersama anak-anaknya yang masih remaja, dia mencari jajanan ke Jalan Imam Bonjol yang banyak menggelar makanan.

Ini semua tentu saja terjadi, setelah usaha keras dari Pemko Padang Panjang untuk menggandeng investor, seperti PT. Niagara Fantasi Island (NFI), yang telah mau menenamkan modal begitu banyak di Padang Panjang. Penanaman modal, bukanlah hal yang mudah untuk datang ke suatu daerah. Oleh sebab itu, daerah harus proaktif untuk menarik investor masuk dan mau menanamkan modal. Dan ini telah dilakukan oleh Pemko Padang Panjang.

Sebelum Mifan berdiri, dahulunya di sana merupakan Perkampungan Minangkabau atau disebut Minangkabau Village. Masa itu, kata Walikota Padang Panjang, Suir Syam, Pemko menyubsidi sekitar Rp1 miliar dalam setahun, yang dipergunakan untuk perawatan beserta biaya pemeliharaannya. Setelah itu, pihak Pemko berfikir jernih dengan mencarikan investor yang mau menanamkan modal di tempat ini. Alhasil hadirlah PT. NFI yang dipimpin H. Nelson Septiadi.

Konon, Nelson tertarik menanamkan modalnya, tersebab masa depan kota Padang Panjang yang kian terang sebagai kota tujuan pendidikan, tujuan pengobatan dan tujuan wisata. Setelah Mifan mulai beroperasi, maka Pemko Padang Panjang pun mulai memetik hasil. Setidaknya, dari biaya kontrak dan bagi hasil penjualan tiket masuk. Alih-alih, Pemko yang sebelumnya mensyubsidi sekitar Rp1 miliar setahun, kini malah mendapatkan pemasukan Rp1 miliar lebih dalam setahun.

“Setidaknya, sejak awal Mifan sudah berikan kontribusi Rp50 juta setahun, tambah konstribusi tidak tetap. Untuk tahun 2010 total kontsribusi Mifan kepada pemko berjumlah Rp1,1 miliar. Itu semua berasal dari pajak Rp710 juta, penerimaan tidak tetap Rp350 juta dan konstribusi tahunan Rp50 juta,” kata Sekdako Padang Panjang Drs. H. Ali Asmar, M.Pd.

Dalam hal ini pula, katanya, untuk menggaet investasi di masa mendatang, salah satu upaya Pemko adalah memberikan kemudahan kepada investor yang menanamkan modal. Seperti kemudahan dalam berurusan administrasi. Malah kalau bisa memberikan dispensasi kepada investor dalam waktu tertentu, untuk tidak memungut kontribusi.

Lain halnya dengan PT. Niagara Fantasy Islan, seperti disampaikan Nelson Septiadi melalui Humas Mifan, Refrizal. Sejak mulai menanamkan modal di Padang Panjang, Mifan langsung memberikan kontribusi sesuai perjanjian antara perusahaan ini dengan Pemerintah Kota Padang Panjang.

Dikatakan, kunjungan ke Mifan sejak gempa Sepetember 2009, terasa menurun, hingga di tahun 2010 pengunjung berkurang sekitar 40 persen. Efeknya dominonya tentu juga sampai kepada pedagang kaki lima dan pedagang asongan yang mengambil tempat di Mifan. Sekalipun demikian, pihak Mifan tetap berusaha meningkatkan pelayanan kepada pengunjung, agar tetap betah ke Padang panjang.

Dia berharap di tahun 2011 ini, pengunjung Mifan kembali meningkat, hingga melebihi tahun 2009. Jika jumlah pengunjung meningkat, masyarakat pedagang juga merasa gembira setelah dagangan mereka habis terjual. Terutama di hari Sabtu dan Minggu, saat pengunjung Mifan ramai.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Copyright © 2011. Andy Sutan Mudo . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates