Jumat, 07 Oktober 2011

Pantai Tiku di Pesisir Agam

Pantai TikuTiku sering digelari orang pantai mutiara. Gelar yang sangat pantas tampaknya, karena nagari di pesisir Kabupaten Agam ini memang sangat indah bak untaian mutiara mutu manikam.
Kebesaran nama Tiku sebenarnya sudah sejak dulu, ketika di pantainya kapal-kapal dagang Inggris, Portugis dan Belanda berebut merapat untuk menampung berbagai rempah dari pedalaman Sumbar seperti pala, kulit manis (casiaverra), cengkeh dan lain-lain yang banyak tumbuh di sepanjang kawasan pesisir dan pedalaman Sumbar.
Sampai sekarang bekas-bekasnya masih bisa dilihat di sekitar Lubuak Basuang, Manggopoh dan Danau Maninjau. Pala, kulit manis dan cengkeh banyak tumbuh di kawasan tersebut.
Kita masih bisa melihat bangunan berarsitektur kolonial di pusat Kenagarian Tiku, meskipun kondisinya sudah tak terawat sama sekali, bahkan boleh dikatakan hampir runtuh. Pas di pinggir jalan raya Pariaman – Lubuak Basuang atau Pariaman – Pasaman Barat. Tepatnya di pasar Tiku.

Namun bukan itu yang paling menarik. Bicara tentang Tiku mau tak mau harus bicara tentang pantai dan lagunanya. Tanpa harus repot-repot memasuki gerbang ini itu, dari pinggir jalan saja Anda turun dan permisi masuk ke ladang kelapa penduduk setempat Anda sudah bisa menikmati keindahan asri laguna Tiku, karena memang laguna nan cantik itu terletak di belakang rumah penduduk saja. Alangkah beruntungnya punya lanskap seindah itu di belakang rumah…
Deretan pohon kelapa yang meneduhi telaga bening di tepi pantai tersebut sungguh sangat menyejukkan jiwa yang memandanginya. Apalagi kalau pas sunset, tak terkatakan indahnya. Yunofrin, Sekjen MPKAS (Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatra Barat) pernah mengatakan sunset di Tiku adalah sunset terindah di Sumatra Barat.
Seperti obyek-obyek wisata Sumbar yang belum tersentuh tangan lainnya, laguna Tiku menunggu sentuhan investor yang betul-betul mengerti pariwisata. Jangan sampai kawasan seindah ini jatuh ke tangan para petualang pariwisata yang bisanya hanya melihat keuntungan saja, tanpa memikirkan pentingnya pemeliharaan dan perawatan lingkungan. Sebab hasil akhirnya nanti bisa-bisa hanya akan mengundang wisatawan lokal kelas rendahan, yang suka makan nasi bungkus lalu membiarkan sampahnya berserakan di mana-mana.
Atau yang suka membangun panggung kayu lalu menggelar dangdutan di atasnya, yang bisa mengundang wisatawan tak berkelas ke kawasan itu, atau membangun gazebo-gazebo seadanya tempat duduk-duduk para kurawa atau pasangan-pasangan mesum yang suka pacaran di sembarang tempat.
Karena sesungguhnya laguna Tiku benar-benar tak pantas untuk itu. Dia harus disentuh investor berkelas, yang tahu selera bagus, karena laguna Tiku benar-benar kawasan pilihan yang tidak kalah dengan obyek-obyek wisata berkelas lainnya d Indonesia. Sentuhanlah yang akan membedakannya, yang akan membuatnya tetap asri dan terpelihara selamanya atau sebaliknya: membuatnya layu tak berseri.
Cobalah ke Tiku dan nikmati pesonanya yang beda. Allahuakbar, terpujilah Tuhan yang menciptakan karya maha indah itu.
Cara ke Laguna Tiku
Dari Padang melewati jalan beraspal mulus ke Pariaman, terus menyusuri pantai ke Sungai Limau dan akhirnya sampai ke Tiku. Jaraknya hanya sekitar 100 kilometer dengan kondisi jalan yang rata tanpa turunan dan tanjakan atau belokan tajam. Terdapat 11 SPBU yang siap melayani Anda di sepanjang jalan. (imran rusli) Sumber:Padang Media

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Copyright © 2011. Andy Sutan Mudo . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates