Objek wisata ini terletak kurang lebih 88km ke arah Selatan dari kota Padang. Kira-kira +/- 5km sebelum Painan dari perjalanan Padang – Teluk Bayur – Painan, Kec. Bayang, Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat,
anda akan bertemu dengan pertigaan jalan menuju Jembatan Akar. Anda
belok kiri di sini, dan mengikuti jalan kecil sepanjang +/- 18 km yang
nantinya akan anda temukan sebuah sungai dengan lebar sekitar 30-35m
yang bening, berarus deras namun amat menyejukkan di selingi dengan
batu2 besar. Diatas sungai inilah membentang sebuah jembatan yang
terkenal sebagai salah satu objek wisata andalan Sumatera Barat,
yang dinamai oleh penduduk setempat dengan nama Jambatan Aka
(Jembatan Akar). Sesuai dengan namanya, jembatan ini terbuat dari
akar-akar (aka) dua pohon yang berseberangan. Panjang jembatan sekitar
30 meter, lebar lantai satu meter, dan tinggi dinding pengaman kurang
lebih satu meter. Ketinggiannya dari dasar sungai sekitar enam meter.
Aneh bin ajaib, jembatan yang
menghubungkan Desa Pulut-pulut dengan Desa Lubuak Silau ini tercipta
bukan oleh teknologi mutakhir, tetapi oleh kepanjangakalan manusia dan
proses alami. Kini umur Jembatan Akar itu lebih 90 tahun.
Menurut keterangan yang dihimpun Kompas,
Jembatan Akar itu dirancang oleh Pakiah Sokan alias Angku Ketek
bersama masyarakat Desa Pulut-pulut, tempat jembatan ini berada. Di
Pesisirselatan, Pakiah Sokan adalah seorang yang berilmu tinggi dan
sering memberikan pengajian. Terbit ide untuk membuat Jembatan Akar,
setelah titian bambu yang biasa digunakan masyarakat, sering hancur
dan diseret air bah bila Sungai Batang Bayang meluap. Bagi Pakiah
Sokan, yang tiap harinya memberikan pengajian ke desa seberang (Lubuak
Silau), meski jembatan tidak ada, aktivitas tetap bisa dijalankan.
Karena dengan segala kepandaiannya, ia bisa berjalan di atas air.
Namun, bagi masyarakat awam hal ini tentu
masalah. Terputusnya hubungan dua desa karena tiadanya jembatan.
Suatu kali terpikir oleh Pakiah Sokan untuk menanam pohon beringin dan
pohon asam kumbang, tak jauh dari titian bambu.
Waktu terus berjalan, dari hari ke bulan,
dan ke tahun serta seterusnya. Pohon beringin dan asam kumbang yang
ditanam di masing-masing di pangkal titian bambu terus tumbuh dan
berkembang. Akar-akarnya yang tak membumi karena tertahan bebatuan.
Akar-akar itu bergelantungan, dimasukkan dan dililitkan pada titian
bambu tadi.
Tahun demi tahun akar-akar kedua pohon
itu terus tumbuh dan berkembang, menjadi panjang, besar, dan lebat.
“Lima belas tahun kemudian atau tahun 1916 silam, lilitan-lilitan akar
sudah tercipta bagaikan jembatan. Jembatan ini punya pantai dan
dinding pengaman yang semakin baik dan kukuh,” cerita seorang tetua di
Desa Pulut-pulut.
Sekarang, Jembatan Akar yang panjangnya
sekitar 30 meter itu semakin kukuh dan kuat. Lantai dan dinding
jembatan dipenuhi akar-akar yang rapat dan menyatu kuat, sebesar paha
dan pangkal lengan orang dewasa. Jembatan itu tidak mudah goyah,
bahkan sekalipun dilewati lima orang.
“Namun untuk pengamanan, agar Jembatan
Akar itu tidak putus, kini dipasang tali penyangga yang terbuat dari
baja. Dalam waktu dekat, lalu lintas masyarakat membawa hasil bumi
yang selama ini memanfaatkan Jembatan Akar akan dialihkan ke jembatan
gantung yang akan dibangun tidak jauh dari lokasi Jembatan Akar.
Sedang keberadaan Jembakar Akar khusus untuk wisatawan,” ungkap Bupati
Darizal Basir.
Secara terpisah, Kakanwil Depparpostel
Sumbar, Drs Rusjdi, mengatakan, sebagai obyek wisata andalan Sumbar,
prasarana dan sarana di Jembatan Akar terus dibenahi. “Fasilitas umum
di sekitar lokasi sudah hampir lengkap, antara lain mushala, toilet,
tempat parkir dan pelindung,” tuturnya. Tahap selanjutnya akan
dibangun restoran, cottage, kedai cenderamata, dan warung telepon.
Yang terasa kurang saat ini, barangkali
hanyalah fasilitas untuk ganti pakaian karena toilet yang ada tidak
memadai untuk itu. Wisatawan biasanya mandi di Batang Bayang, sekitar
jembatan akar tersebut. Konon kabarnya, mereka yang mandi di sini bisa
awet muda.
Untuk berbagi info artikel ini sengaja Pelangi ambil dari navigasi.net…ya semoga beliau yang rajin menulis sebelumnya sudah memberi izin pada kami.terimakasih
Sumber: navigasi.net
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.