Puncak Lawang.
Semilir
angin sejuk berhempus menerpa tubuh saat bergerak menuju Puncak Lawang.
Di atas puncak yang berketinggian ± 1.210 m di atas permukaan laut, kita
dapat menikmati keindahan kawasan
Danau Maninjau dan Samudra Indonesia
Semilir
angin sejuk berhempus menerpa tubuh saat bergerak menuju Puncak Lawang.
Di atas puncak yang berketinggian ± 1.210 m di atas permukaan laut, kita
dapat menikmati keindahan kawasan Danau Maninjau dan Samudra Indonesia. Tak heran, tempat ini sejak zaman penjajahan Belanda sudah menjadi pilihan peristirahatan kaum bangasawan Belanda. Dari Puncak Lawang, kita dapat menikmati pemandangan yang memukau. Birunya langit yang berpadu dengan birunya laut.
Sambil melayang-layang bebas di udara menjelang mendarat di Bayur,
tepian Danau Maninjau, dari atas udara itu kita dapat menikmati
keindahan Danau Maninjau yang tiada duanya di dunia ini. Namun keindahan
lain akan didapatkan ketika dengan tenang dan bertafakur memandangi
Danau Maninjau dari puncak saja.
Saat ke Puncak Lawang, sebaiknya kita tidak hanya menikmati alam dan melakukan Paralayang, tetapi kita juga mesti mencobakan gula tebu
(saka) khas Lawang. Saka Lawang ini terkenal dengan kemanisannya yang
natural. Tidak jarang, wisatawan yang berkunjung menyempatkan diri
membungkus beberapa Saka Lawang untuk dibawa pulang. Puncak Lawang
terkenal dengan Sakanya lantaran di sana hampir keseluruhan daerah
dipenuhi batang Tebu yang sengaja ditanam sebagai mata pencaharian. Dan
rasa gulanya sangat enak dibandingkan gula tebu daerah lain. Bagi mereka
yang menyukai tantangan dan lintas alam, kita dapat berjalan kaki
lereng menuju Danau Maninjau.
Atau dapat pula melintasi hutan lindung menuju Embun Pagi.
Suasana dan keindahan Embun Pagi tidak kalah saat memandang keindahan
di Puncak Lawang. Jika kita ingin berlama-lama menikmati Danau Maninjau
atau ingin menikmati Panorama Embun Pagi, jangan lupa singgah dulu di Pasar Matur, guna membeli Kacang Matur kacang rendang yang gurih untuk menemani perjalanan wisata anda nantinya. Objek wisata Embun Pagi, terletak tidak seberapa jauh dari objek wisata Danau Maninjau
dan juga berada pada ketinggian sekitar ± 1.000 M dari permukaan laut.
Berada di Embun Pagi memberikan kebebasan pada Anda untuk melayangkan
pandangan menikmati keindahan alam sekitarnya. Dari sini, Anda juga bisa
menikmati pesona objek wisata Danau Maninjau dari lain sisi. Berbagai
fasilitas pendukung juga tersedia di Maninjau, salah satunya Hotel Maninjau.
Jika kita
ingin turun menuju Danau Maninjau dari Embun Pagi, kita dapat
menggunakan kendaraan pribadi atau bus umum. Perjalanan ke sana akan
mengharuskan kita melewati kawasan Kelok Ampek Puluah Ampek.
Menjelang sampai di bawah, kita akan menjumpai aneka macam souvenir
seperti topi dari anyaman pandan, tas kampia, koleksi kalung, gelang
dari tulang serta tanaman menjalar buah labu yang
berkhasiat obat sekaligus dapat dijadikan penganan. Kawasan ini diberi
nama Kelok Ampek Puluah Ampek, dalam bahasa Indonesianya tikungan 44,
karena memang menjelang kita sampai di Danau Maninjau,
kita akan melalui tikungan tajam sebanyak 44 kali. Pada tiap tikungan
yang tajam itu, selalu diberi tanda sudah berapa tikungan yang kita
lewati, dan semua tikungan itu berjumlah 44 buah.
Begitu anda
sampai di bawah, maka anda akan disambut sebuah simpang tiga. Bila belok
ke kiri, maka anda bisa pergi berkunjung ke rumah kelahiran Buya Hamka
di Sungai Batang, tepatnya di Kampung Muaro Pauh. Di sebuah rumah sederhana 1908 atau 1325 Hijriah disitulah Hamka dilahirkan. Sekarang bangunan bersejarah itu telah ditempatkan sebagai museum rumah kelahiran Buya Hamka. Bila belok ke kanan, anda bisa menuju Lubuk Basung,
ibukota kabupaten Agam. Perjalanan menuju Puncak Lawang salah satu
perjalanan wisata yang mesti kita lakukan, karena tidak hanya satu
sensasi objek wisata, tetapi sensasi lainnya juga akan tercipta.
Pastikan Anda ikut melakukan perjalanan ini: Wahana Budaya
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.