Sebagai
olahraga klasik, pacuan kuda selalu dihadiri oleh ribuan penonton.
Pacuan kuda(horse racing) merupakan olahraga yang lebih mengarah pada
hiburan(entertain-ing sport) ketimbang olahraga prestasi. Dimana
olahraga ini pemilik kuda bukan merupakan atlet berkuda, sedangkan
jockey( rider ) adalah seorang professional rider yang hidup dari
pekerjaan menunggang kuda saat pacuan.
Olahraga
berkuda sudah digemari sejak dahulu kala. Di Indonesia olahraga ini
sudah ada sejak jaman colonial Belanda. Bahkan, hamper setiap daerah
memiliki tradisi pacu kuda. Berbagai daerah di Sumbar, seperti
Payakumbuh, Batusangkar dan Bukittinggi, olahraga pacu kuda kerap
menjadi iven tahunan. Pergelaran pacu kuda di Daerah tersebut, sudah
menjadi ajang pacuan kuda umum yang dibentuk menjadi perlombaan adat,
dan terkanal sangan bergengsi, terutama guna mendongkrak potensi
kepariwisataan. Di samping itu, pacuan kuda juga sudah menjadi permainan
rakyat, terutama bagi peternak kuda penggemar pacuan kuda sejak dahulu.
Hal itu
terbukti dengan sudah dibangunnya sarana dan gelanggang pacuan kuda
berstandar nasional oleh Pemerintahan di Kelurahan Kubu Gadang,
Payakumbuh sejak berpuluh tahun lampau. Tidak heran, para pemeliharaan
kuda-kuda pacu umumnya yang berasal dari dalam hingga luar kota
Payakumbuh terus berkembang dengan baik. Para pecandu kuda ini bahkan
tak jarang mendatangkan bibit unggul untuk kuda pacu luar negeri.
Bagi sebagian kalangan, pacu itu bahkan sudah menjadi ruang public tempat
temu, berinteraksi, berdialog, dan
terjadinya pertukaran berbagai budaya, nilai, kepentingan serta hasrat.
Karena itu, pacuan kuda dipercaya bisa empresentasikan ideology waktu
senggang dimana orang bisa mempraktekkan berbagai gaya hidup, serta
memamerkan identitas dan harga diri, memainkan tanda atau kode budaya,
sambil mewartakan kegembiraannya.
Seperti yang
digelar Pemko Payakumbuh 6 february lalu. Mempertandingkan 85 kuda-kuda
unggulan, mereka berpacu menempuh jarak d800, 1200, 1400 dan 1600
meter. Kegiatan diadakan rutin setiap tahun sekali. Kegiatan tersebut,
bahkan telah ditetapkan sebagai iven pariwisata nasional sebagai
kalender Wisata Dinas Pariwisata Seni dan Budaya RI sejak beberapa tahun
lalu.
Untuk
perhelatan pacu kuda yang tengah digelar di kota
Payakumbuh-Limapuluhkota periode 2011 ini. Bagi masyarakat, perhelatan
pacuan kuda sudah menjadi sebuah tradisi, atau suatu habitus yang
bergulir dari generasi ke generasi. Kebertahanannya sebagai tradisi juga
sudah mengandung makan serta nialai, sosial-budaya yang tinggi bagi
setiap kalangan masyarakt.
“Kita
berharap, pada Alek pacuan kuda kali ini bakal menuai kepuasan dan
kemeriahan, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, “Imbuh Wakil Bupati
Asyrawan Yunus yang menjadi ketua panitia pelaksana acara.
Dikutip dari
Sandalwo-od.web.id, pengembangan olahraga berkuda tidak bisa dilepaskan
dari peran banyak kelompok. Mereka adalah: pertama kelompk yang
memproduksi kuda pacu yaitu, petani peternak, kedua kelompok penggemar
kuda pacu, dan ketiga kelompok penyelengaara event pacuan kuda.
Peternak
kuda pacu atau disebut dengan “Breeder” adalah seorang produsen kuda
pacu. Seorang Breeder yang berpengalaman akan memiliki banyak ide untuk
produksi kuda pacu yang berkualitas dan merawatnya sampai pada usia 1-2
tahun ( yearling ) sebelum melepasnya kepada para penggemar kuda pacu.
Penggemar kuda pacu terdiri atas beberapa
bagian penting, mereka memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Kelompok ini bekerja untuk mempersiapkan kuda pacu usia muda hasil
tangkaran para peternak dan mempersiapkannya menjadi seekor kuda pacu
professional. Mereka adalah pemilik kuda yang sekaligus seorang investor
sebagai penyandang dana untuk pembelian kuda pacu, penyediaan kandang,
membiayai semua keperluan perawatan, keperluan pacuan dan latihan bagi
kuda tersebut.
Pelatih kuda
adalah orang pelatih professional yang hidupnya bergantung pada
pekerjaan melatih kuda pacu. Dialah yang bertanggung jawab untuk
menyusun program makanan, perawatan, dan latihan bagi kuda. Dalam
kerjanya seorang pelatih dibantu oleh beberapa perawat kuda (groom)
serta penunggang kuda (riding boy). Dokter hewan spesialis kuda sebagai
seorang ahli pengobatan maupun nutrisi yang berfungsi sebagai konsultan
ahli nutrisi kesehatan dan pengobatan kuda. Kemudian yang terakhir
adalah seorang “Jockey” yang bertindak sebagai “Professional rider” saat
event pacuan.
KEMASAN MENARIK
Penyelenggara
pacuan kuda, adalah kelompk panitia iven yang bertugas sebagai
penyelenggara iven pacuan kuda. Karena sifatnya yang “business
oriental”, maka biasanya kepanitiaan ini juga memiliki bagian yang
berhubungan dengan pendanaan sponsorship, ticketing, dan lain-lain.
Serta sebagian operasional yang berkaitan dengan pacuan kuda.
Tujuan orang
menonton pacuan kuda memang beragam. Penonton yang fanatic akan datang
dari mana saja. Bagi mereka jarak bukan menjadi masalah karena pacuan
kuda sudah menjadi tontonan favoritnya. Kelompok ini akan meluangkan
waktu khusus untuk menonton pacuan kuda. Mereka rela mengeluarkan banyak
uang untuk hotel selama iven berlangsung serta biaya lain seperti
transportasi, makan dan minum yang diperlukan. Mereka datang dalam
kelompok kecil, dengan kendaraan pribdai, dan bahkan dengan membawa bus.
Kelompok
kedua adalah penonton lokal sekitar lapangan pacuan kuda sebagai tempat
iven berlangsung. Jumlahnya sangat besar dan mereka bukanlah penonton
yang fanatic. Penonton jenis ini hanya menonton karena dekatnya lokasi
pacuan. Biasanya mereka datang berbondong-bondong dengan membawa
anak-anak dan anggota keluarga lainnya.
Sebagian
orang beranggapan bahwa pacuan kuda sebagai arena perjudian. Hal ini
tidak seratus persen benar. Kalau toh ada jumlah mereka hanya sedikit
saja. Mereka melakukan taruhan (betting) sesame teman dan bukan
perjudian “(gambling). Seorang petaruh professional tidak perlu menunggu
pacuan kuda untuk mencurahkan kegemarannya, balap sepeda dan permainan
tenis anak di kampungpun menjadi objek taruhan.
Yang tidak
boleh dilupakan oleh panitia penyelenggara untuk menarik penonton adalah
dengan memahami iven pacuan kuda itu adalah iven yang sangant klasik,
dimana jarang sekali acara diadakan. Karena klasiknya maka sebaiknya
panitia membuat suatu acara dimana dapat menjadi ingatan (memory) yang
panjang bagi penontonnya.
Di Inggris
konon acara pacuan kuda diisi dengan acara yang secara turun menurun
mencirikan budaya lokalnya. Misalkan dengan menampilkan kostum pakaian
adat lokal yang sudah berumur ratusan tahun, makanan khas masyarakat
Amerika jagonya dalam mengemas acara wisata, acara seperti “Kentucky
Derby dan Rodeo Show” selalu dibanjiri masyarkat dengan pakaian Western
Stylenya, sepatu boot, topi langken, sabuk kulit, music country dan
barbeque.
Setting
acara pacuan kuda yang menjadi acara rutin tahunan diisi dengan tidak
hanya adu cepat kuda namun sekaligus acara pamer budaya lokal yang tidak
hanya oleh panitia namun juga bagi penonton. Acara seperti ini menjadi
selalu diingat ( memorable ) bagi para pengunjung dan akan selalu
dinanti kedatangannya kembali pada tahun berikutnya. di kutip (pos metro)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.