Kota Padang adalah salah satu Kota
tertua di pantai barat Sumatera di Lautan Hindia. Menurut sumber
sejarah pada awalnya (sebelum abad ke-17) Kota Padang dihuni oleh para
nelayan, petani garam dan pedagang. Ketika itu Padang
belum begitu penting karena arus perdagangan orang Minang mengarah ke
pantai timur melalui sungai-sungai besar. Namun sejak Selat Malaka tidak
lagi aman dari persaingan dagang yang keras oleh bangsa asing serta
banyaknya peperangan dan pembajakan, maka arus perdagangan berpindah ke
pantai barat Pulau Sumatera.
Suku
Aceh adalah kelompok pertama yang datang setelah Malaka ditaklukkan
oleh Portugis pada akhir abad ke XVI. Sejak saat itu Pantai Tiku,
Pariaman dan Inderapura yang dikuasai oleh raja-raja muda wakil
Pagaruyung berubah menjadi pelabuhan-pelabuhan penting karena posisinya
dekat dengan sumber-sumber komoditi seperti lada, cengkeh, pala dan
emas.
Kemudian Belanda datang mengincar Padang
karena muaranya yang bagus dan cukup besar serta udaranya yang nyaman
dan berhasil menguasainya pada Tahun 1660 melalui perjanjian dengan
raja-raja muda wakil dari Pagaruyung. Tahun 1667 membuat Loji yang
berfungsi sebagai gudang sekaligus tangsi dan daerah sekitarnya dikuasai
pula demi alasan keamanan.
Selanjutnya :
7 Agustus 1669,
puncak pergolakan masyarakat Pauh dan Koto Tangah melawan Belanda dengan menguasai Loji-Loji Belanda di Muaro, Padang. Peristiwa tersebut diabadikan sebagai tahun lahir kota Padang.
20 Mei 1784
Belanda menetapkan Padang sebagai pusat kedudukan dan perdagangannya di Sumatera Barat. Padang menjadi lebih ramai setelah adanya Pelabuhan Teluk Bayur.
31 Desember 1799.
Seluruh kekuasaan VOC diambil alih pemerintah Belanda dengan membentuk pemerintah kolonial dan Padang dijadikan pusat kedudukan Residen.
1 Maret 1906.
Lahir ordonansi yang menetapkan Padang sebagai daerah Cremente (STAL 1906 No.151) yang berlaku 1 April 1906.
9 Maret 1950.
Padang dikembalikan ke tangan RI yang merupakan negara bagian melalui SK. Presiden RI Serikat (RIS), No.111 tanggal 9 Maret 1950.
15 Agustus 1950.
SK. Gubernur Sumatera Tengah No. 65/GP-50, tanggal 15 Agustus 1950 menetapkan Pemerintahan Kota Padang sebagai suatu daerah otonom sementara menunggu penetapannya sesuai UU No. 225 tahun 1948. Saat itu kota Padang diperluas, kewedanaan Padang dihapus dan urusannya pindah ke Walikota Padang.
29 Mei 1958.
SK. Gubernur Sumatera Barat No. 1/g/PD/1958, tanggal 29 Mai 1958 secara de facto menetapkan kota Padang menjadi ibukota propinsi Sumatera Barat.
Tahun 1975
Secara de jure Padang menjadi ibukota Sumatera Barat, yang ditandai dengan keluarnya UU No.5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, dengan Kotamadya Padang dijadikan daerah otonom dan wilayah administratif yang dikepalai oleh seorang Walikota.*
Seluruh kekuasaan VOC diambil alih pemerintah Belanda dengan membentuk pemerintah kolonial dan Padang dijadikan pusat kedudukan Residen.
1 Maret 1906.
Lahir ordonansi yang menetapkan Padang sebagai daerah Cremente (STAL 1906 No.151) yang berlaku 1 April 1906.
9 Maret 1950.
Padang dikembalikan ke tangan RI yang merupakan negara bagian melalui SK. Presiden RI Serikat (RIS), No.111 tanggal 9 Maret 1950.
15 Agustus 1950.
SK. Gubernur Sumatera Tengah No. 65/GP-50, tanggal 15 Agustus 1950 menetapkan Pemerintahan Kota Padang sebagai suatu daerah otonom sementara menunggu penetapannya sesuai UU No. 225 tahun 1948. Saat itu kota Padang diperluas, kewedanaan Padang dihapus dan urusannya pindah ke Walikota Padang.
29 Mei 1958.
SK. Gubernur Sumatera Barat No. 1/g/PD/1958, tanggal 29 Mai 1958 secara de facto menetapkan kota Padang menjadi ibukota propinsi Sumatera Barat.
Tahun 1975
Secara de jure Padang menjadi ibukota Sumatera Barat, yang ditandai dengan keluarnya UU No.5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, dengan Kotamadya Padang dijadikan daerah otonom dan wilayah administratif yang dikepalai oleh seorang Walikota.*
Pada awalnya luas Kota Padang adalah 33 Km2,
yang terdiri dari 3 Kecamatan dan 13 buah Kampung, yaitu Kecamatan
Padang Barat, Padang Selatan dan Padang Timur. Dengan Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1979 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tanggal
21 Maret 1980 wilayah Kota Padang menjadi 694,96 Km2, yang
terdiri dari 11 Kecamatan dan 193 Kelurahan. Dengan dicanangkannya
pelaksanaan otonomi daerah sejak Tanggal 1 Januari 2001, maka wilayah
administratif Kota Padang dibagi dalam 11 Kecamatan dan 103 Kelurahan.
Dengan Keluarnya Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 Tahun 2004
tentang Pembentukan organisasi Kelurahan Maka jumlah Kelurahan di Kota
Padang menjadi 104 Kelurahan.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.